Jumat, 08 Februari 2008

~ Membatik di Museum Textil ~

Sebenarnya liburan hampir habis,tapi aku masih semangat jalan-jalan. Aku pengeen banget ke 'museum batik'. Sejak Mama bacain tentang buku tentang batik aku jadi kepengen ke 'museum batik', kata Mama di sana aku bisa belajar membatik. Seperti melukis kali yaa....

Yang aku sebut 'museum batik' ini sebenarnya adalah MUSEUM TEXTIL adanya di daerah Petamburan. Itu lho ke arah Pasar Tanah Abang, kalau dari Slipi kita bisa naek Mikrolet M 11 ato M 09 ato Kopaja P 16, ada angkutan yang lain mungkin tapi aku kurang tahu. Kita bisa langsung turun di depan Museum Textil.

Ternyata tempatnya besar ya,berupa bangunan kuno,kayaknya sih bangunan jaman penjajahan Belanda(sok tewu ya aku...). Di lingkungan museum ini ada tempat penyimpanan koleksi textil Indonesia,di antaranya batik, juga ada perpustakaannya, dan juga ada tempat belajar membatik. Karena saat aku sampai di museum ini hujan deras, aku jadi gak bisa jalan-jalan keliling ngeliat-ngeliat seluruh bangunan.

Langsung deh kita ke tujuan semula, membatik. Dengan hanya membayar Rp 30.000 kita udah dapat kain seukuran sapu tangan, lalu kita bebas memilih gambar yang akan kita batik, lalu membubuhkan malam di kain yang telah kita jiplak gambarnya, dan terakhir memberi warna pada kain. Waktu tidak dibatasi, pokoknya sampe selesai.

Gedung tempat belajar membatik terletak di belakang. Gedungnya berupa rumah panggung, jadi lantainya berupa susunan kayu dan kalau aku lari-lari ya jelas bunyi "gedebag gedebug" lah dan menggetarkan bagian-bagian yang lain.

Kami masuk dari pintu samping gedung, melihat ke kiri ada beberapa meja kaca yang disinari lampu-lampu neon dari bawah meja. Melihat ke kiri ada meja panjang yang di atasnya bertumpuk buku-buku dan beberapa lembar kertas(yang kemudian aku tahu itu adalah tumpukan gambar-gambar yang boleh kita jiplak di kain), juga ada tempat duduk dari kayu, dan etalase batik. Di depan etalase ada kompor minyak tanah dan di atasnya ada penggorengan berisi...sepertinya minyak goreng(yang sebenarnya itu adalah malam yang telah dicairkan). Pandangan ke depan ada macam-macam alat, aku coba lihat lebih dekat ternyata itu adalah alat-alat pencetak batik cap, juga ada kompor gas, panci besar. Di tengah-tengah ruangan tertata secara tak beraturan kursi-kursi kecil, kayu untuk meregangkan kain-kain yang lebar yang akan dibubuhi malam, juga kompor-kompor minyak tanah lainnya.

Pertama kali proses membatik(batik tulis yang aku maksud dan yang akan aku pelajari hari ini) adalah memilih gambar ato membuat gambar sendiri bagi yang mampu(kayak naik haji aja). Aku pilih gambar 'duck'. Ambil gambarnya lalu dijarum pentul di kain agar kertas tidak lari-lari, lalu jiplak deh.


Langkah kedua setelah gambar selesai kita jiplak, kita bubuhkan malam di gambar tersebut. Malam dipanaskan hingga mencair, lalu kita ambil pakai canting, kemudian canting kita torehkan di kain secara otomatis malam akan keluar dan tertera di kain. Tapi hati-hati lho waktu mengambil malamnya, malam ini kan cairan panas ya kalo gak hati2 bisa menetes di tangan. Ya, kebayang kena minyak panas aja deh. Waktu membubuhkannya harus cermat jangan sampai keluar dari gambar yang kita buat agar hasilnya memuaskan. Karena aku belum bisa memegang canting dengan luwes aku dibantu Pak Nasir penuntun belajar membatik. Capek juga ya, kadang bete sih.... Untung gambarku kecil jadi cepat selesai dan siap diwarnai.
Selain aku yang belajar membatik, mbak Aya, abang Radi, tante Nana juga ikut, kami berempat termasuk tingkat dasar. Mama juga ikut tapi mengikuti tingkat lanjutan, Mama sebelumnya udah pernah belajar membatik di sini. Kalau tingkat lanjutan sudah bisa pakai dua warna, nah kalau aku masih pakai satu warna. Setelah semua selesai membubuhkan malam dibantu mas-mas yang ada di situ mulailah kain-kain kita diwarnai. Dicelup-celupin ke air yang dibubuhi obat pewarna beberapa kali lalu direbus untuk menguatkan obat pewarna, jadi deh.... Kemudian dijemur.

Mama belum selesai menjiplak gambarnya, tahu gambar yang Mama pilih gede dan banyak ragamnya. Berhubung kita masih akan melanjutkan traveling kita hari ini terpaksa deh Mama melipat kain dan dibawa pulang, dilanjutkan di rumah. Dan karena kain batik kami belum kering ya dilipat juga dimasukkan ke kantong plastik dan dibawa pulang, nanti dikeringkan di rumah.

Selanjutnya perjalanan akan kami lanjutkan ke Museum Gajah. Segede apa ya gajahnya? Silahkan Anda baca kisah selanjutnya.

Tidak ada komentar: